Si tuan yang sedang mabuk

Aku pengen muntah melihat kejadian hari ini. Kau tahu mengapa? Aku melihat seseorang mendatangi sebuah rumah di mana pemiliknya sedang mabuk dan semua orang di sana disuruh melayaninya, aku tak tahu sampai kapan ia mabuk. Tentu tak perlu kuceritakan padamu bagaimana orang mabuk itu, kau tahu. Di matanya hanya ada satu: bahagia dengan cara gila.

Penglihatannya mulai mengabur, ia kehilangan arah, bahkan orang yang di hadapannya hampir tak terlihat, bicaranya ngelantur kemana-mana, tapi baginya itu adalah kata mutiara paling bijak yang harus didengar. Pada masa-masa seperti itu semua orang seperti melihat gerimis dari dalam ruangan: hangat dan dingin bercampur, antara ingin berlari keluar dan kembali memeluk masa kanak-kanak atau tetap berteduh di dalam rumah pengap nan bau busuk itu.

Pernah suatu ketika, dia ingin mengambil bintang di langit-langit kamarnya yang dia cipta dari keinginanya dulu, tapi dia malas berkeringat. Dia menyuruh orang lain untuk mengambilnya. Dan kau tahu apa yang dia lakukan setelah itu? Lampu kamarnya yang pengap itu dimatikan dan orang yang disuruh itu hanya dikasih senter.

Bagi orang mabuk yang sudah buta seperti dia, apa pun yang dia kerjakan adalah kebenaran dan dia bahagia seolah-olah dia sedang berada di tengah lautan menyaksikan romantisnya ciuman gelombang, tanpa sadar sebentar lagi ia akan tenggelam. Sesekali semua orang di ruangan itu melihat si tuan seperti tikus yang menjelma manusia. Begitulah kira-kira seumpamaku yang paling halus untuk menggambarkan orang itu.

Mungkin kau bertanya, siapa orang itu? Mengapa semua orang masih betah tinggal di sana? Aku sendiri tak begitu paham siapa orang itu. Tapi, menurut orang-orang yang tinggal di dalam rumah itu, dia adalah orang yang dulunya miskin dan sekarang kaya juga tersohor karena menjual keringat-keringat tetangganya dan semua orang yang sekarang tinggal di sana bukan karena betah, mereka seperti ikan dalam aquarium, tak bisa kemana-mana, tak punya pilihan, mereka bertahan di sana adalah pilihan satu-satunya untuk memperpanjang masa hidupnya, meski sebenarnya mereka tahu bahwa kelak mereka akan mati kelaparan karena tak begitu terurus.


Tell me something, girl
Are you happy in this modern world?
Or do you need more?
Is there something else you're searching for?

I'm Falling
In all the good times I find my self longin' for change
And in the bad times I fear my self

Aku menatap jauh entah kemana, meresapi lagu Bradley Cooper ft Lady Gaga itu. "Di dunia modern ini kadang aku merasa heran, yang gila dianggap waras sementara yang waras dianggap gila. Iya, kadang kita merasa sudah menyelam begitu dalam tapi sebenarnya kita masih di posisi yang paling dangkal". Ucapku, entah pada siapa.

Dulu aku adalah orang yang ceria, suka bercanda, dan suka ketawa. Tapi semenjak menyaksikan kejadian itu aku menjadi orang yang pendiam, suka menyendiri, suka merenung, memikirkan hal-hal yang mungkin juga mereka pikirkan, dan sesekali pengen marah. Tapi, sekali lagi tidak tahu pada siapa.

Sebagai orang yang berada di luar lingkaran, aku hanya berharap orang-orang itu dapat menyadarkan si tuan rumah yang sedang mabuk itu.

Komentar