IBU
Tidak akan ada seorang pun yang akan membaca ini, bahkan dirimu, hanya aku.
Terima kasih banyak bu kau telah menjadi segalanya.
Terima kasih banyak tuhan, aku telah terlahir dari rahim sosok seorang ibu yang sangat tegar.
Maaf bu puisiku ngaur , hehehe
Kau Surgaku
Kau mengajari aku mengucapkan kata-kata baru
Kau menghendaki aku mengucapkan kata-kata bagus
Kau adalah yang tidak membunuhku selagi masih bayi
Kau adalah yang tidak mengutukku hingga menjadi batu
Kau sebut aku pada tiap ucap doamu
Kau jauh lebih tinggi dari pada anehka macam sorga
Kau tanyakan kabarku disaat aku tinggal jauh
Kau adalah yang lunglai disaat aku marah pergi
Kau adalah yang malu disaat aku berbuat memalukan
Kau adalah yang bimbang tanya dengan siapa aku pergi
Kau jauh lebih harum dari apapun yang paling mengharumkan
Kau adalah yang bilang sabar sayang
Kau adalah dirimu dengan kekar kupanggil kau IBU
Ketika kau tersenyum kepadaku, cinta tak perlu lagi kucari darimu.
Aku kau besarkan dengan bahasa indonesia yang pintar dan lucu
walau kadang rumit dan membingungkan yang mengajariku cara merangkai kata bahasa ibu hingga mengarang ilmu sehingga aku tahu;
Bahwa sumber segala kasih adalah kisah
Bahwa ingin berawal dari angan
Bahwa Ibu tak pernah kehilangan ibah
Bahwa segala yang baik akan berbiak
Bahwa yang ramah tak mudah marah
Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih
Bahwa seorang bintang harus tahan banting
Bahwa manusia lebih takut kepada hantu ketimbang tuhan
Bahwa menjadi pemurung tak akan membuat kita merasa gembira
sedangkan menjadi pemulung tidak akan membuat kita merasa gembila
Bahwa orang yang sedang putus asa suka berucap ASU
Bahwa lidah memang pandai berdalih
Bahwa kelewat paham dapat berakibat hampa
Bahwa amin yang dikuatkan iman akan membuat kita aman
Bahasa indonesiaku yang gundah , mengantar malamku,
menjadi majemuk yang hangat.
Dimana kau menjadi induk kalimat dan aku menjadi anak kalimat.
Ketika induk kalimat berucap pulang,
maka anak kalimat akan paham,
bahwa pulang adalah masuk kedalam palung.
Ruang penuh raung, dimana segala tenang tertidur didalam kening.
Maafkan aku bu, yang selalu akan membuatmu bahagia meski lebih sering aku buatmu sakit hati, dengan kenakalanku. tapi satu, aku takkan mengizinkan orang lain menyakitimu sedikitpun. yah, aku memang tak tau diri. melarang orang lain menyakiti hatimu, padahal aku sendiri yang sering melakukannya.
Heheee.
Rokok dan kopi diatas mejaku, (makassar)malam ini 22 januari 2019.
Komentar
Posting Komentar