Postingan

mencari

6 januari 2024 , (semua mimpi telah ku kubur dalam dalam) setelah perjalanan suram 2019-2023 telah ku putuskan untuk mengakhiri semua, jauh didalam lubuk hati yg sunyi, ada ribuan kecemasan, ketakutan, gundah, gelisah, penasaran, dan bosan yg berkengkar tiap hari, aku bosan dengan kehidupan yg itu itu saja, rasa tidak enakan ke orng orng sekitar, rasa bersalah pada diri sendiri, ketakutan akan membuat bnyk orng kecewa dengan apa yg aku putuskan. awal januari 2024, aku ceritakan semua ke ibu dan ke tiga adik tentang semua yg aku alami, aku putus asa, kuliah arsitektur 7 tahun menjadi sia sia, terlalu bnyak waktu, tenaga, uang, dan harapan yg aku sia siakan, dan setelah cerita panjang itu ada bnyak hal yg aku syukuri dan aku sadari, ternyata tuhan memberikan aku ibu yg sangat sangat baik, dan ketiga adik yg sngat mengerti dan tidak membenciku, bahkan mereka menjadi memberikan banyak nasehat dan ucapan semangat. agung, adik kecil yg meskipun badangnta lebih besar tpi selalu aku anggap mas...

9.3.8.1.

Kesenian yang aku suka (selain lahirmu) adalah saat malam melibatkan hujan. Jika kau ingin tau mengapa, semoga kita setuju tentang bintang-bintang yang mencair dan menjatuhkan diri di penghujung tahun. Semalam aku melihatnya dari tepian jalan. Dan memang seperti itu rasanya. Sama halnya bagaimana drama bekerja atau cara penyiar memberitakan kabar.  Selalu tentang kesenian, hal-hal yang memulangkan peka pada indra manusia. Aku suka melamun saat hujan atau juga bagiku adalah bercerita ketika sedang tidak ada selainku yang bertelinga. Kemarin saat jalan pulangku benar-benar berair, sepatuku basah, ada tentangmu yang paling sengaja. Aku melihatmu berteduh di sebuah selasar. Kau berdiri di balik barisan aster alpinus dan menadah air hujan dengan telapak tanganmu. Di tepi jalan seberang aku adalah satu-satunya manusia yang berjalan di bawah gemuruh. Hingga aku berhenti di depanmu dan melakukan hal yang sama di sebelah telapak tanganmu. Menadah air yang jatuh dari atap tempatmu berteduh d...

Si tuan yang sedang mabuk

Aku pengen muntah melihat kejadian hari ini. Kau tahu mengapa? Aku melihat seseorang mendatangi sebuah rumah di mana pemiliknya sedang mabuk dan semua orang di sana disuruh melayaninya, aku tak tahu sampai kapan ia mabuk. Tentu tak perlu kuceritakan padamu bagaimana orang mabuk itu, kau tahu. Di matanya hanya ada satu: bahagia dengan cara gila. Penglihatannya mulai mengabur, ia kehilangan arah, bahkan orang yang di hadapannya hampir tak terlihat, bicaranya ngelantur kemana-mana, tapi baginya itu adalah kata mutiara paling bijak yang harus didengar. Pada masa-masa seperti itu semua orang seperti melihat gerimis dari dalam ruangan: hangat dan dingin bercampur, antara ingin berlari keluar dan kembali memeluk masa kanak-kanak atau tetap berteduh di dalam rumah pengap nan bau busuk itu. Pernah suatu ketika, dia ingin mengambil bintang di langit-langit kamarnya yang dia cipta dari keinginanya dulu, tapi dia malas berkeringat. Dia menyuruh orang lain untuk mengambilnya. Dan kau tahu apa y...

Induk Ayam, hehehee

Di hadapan perempuan cantik, yang beranjak tua itu. Aku, seperti halaman yg terbuka kaku. Di mataku, Di jiwaku, Di tubuhku, Jutaan huruf-huruf, terus tumbuh. Dieja dan terus dibaca. Isyarat, seakan begitu mudah ia duga. Dan aku harus memasang telinga. Lebih dekat, Lebih pekat, Tanpa sekat, Mendngar kisahku sendiri, agar tak ada yg terlewat. (Rumahku, 2019)

Sebatas riwayat

Waktu adalah jalan yang ku lewati, setiap hari. tanpa ku mengerti, kemana ia akan membawaku berlari. dan kau, adalah renungan yang menolak mati. dengan hasrat menyala, diatas ubun-ubun ku sumpama api.    Mataku adalah tempat istrahat, bagi hatiku si pndusta.  dan hatiku adalah tempat bagi si duka, mengembara. dan aku tahu,bahkan se a ndainya pun, harusnya tak ada. sebab, langit tetaplah langit dan bumi tetaplah bumi. aku hanyalah riwayat pagi, yang tidak tercipta dari mimpi. (Tamalanrea,2019)

Kamu dan tuak

Di dekatmu, waktu adalah tuak. Yang membuatku mabuk, sampai ke dasar lubuk. Segalanya, Menjadi hidup yang memandangmu penuh takjub. Kubiarkan mataku, menyusuri matamu. sampai, Aku tenggelam dan karam. Dan aku ingin tahu rahasia senyummu. yang mampu menundukkan duniaku. Kisahmu, Akan ku abadikan sepanjang jalan. Lebih panjang, dari zaman yang melukisku sebagai kekalahan. kenyataan adalah guguran kamboja, yang memenuhi batok kepalaku. Ada tangan lain yang lebih dulu memelukmu, sebelum tiba tanganku. Pada akhirnya, aku hanya  mampu menghibur diri sendiri, dengan kata: Kuikhlaskan kau pergi. Sampai batu-batu. Kayu-kayu. Dan segala sesuatu, Yang membawa aku padamu. Pelan-pelan kulangkahkan kaki. kembali, menuju diri, Sendiri. (tembok samping tv, 11 february 2019)

Menunggu balasan jibril

Malam ini, aku pergi ke tepi sunyi. Mengeja hidup, yang tak ku pahami. Aku, duduk di bibir harapan manis. Menunggu indah, yang kunamai gerimis. Kepada jibril telah ku titipkan surat. Tentang jiwaku yang sekarat. Aku hanya bisa terdiam. Didalam jiwa yang remuk redam. Aku adalah anak manusia yang terlahir, dari rahim luka. Hidup sebagai seorang pertapa. menanggung nestapa. Disini, aku menunggu jibril dalam getir. Untuk bisiki aku, tentang takdir. ( Makassar, 11 february 2019)